Sunday, August 14, 2011

RAMADHAN FAIR 1432 H/ 2011



I. DASAR PEMIKIRAN
Tanpa kita sadari, ternyata modernisasi telah berimplikasi besar yang terkesan ironis dalam kehidupan manusia. Di satu sisi ia berhasil mendorong manusia menapaki suatu model peradaban baru yang serba canggih, namun disisi lain secara perlahan ia telah melumpuhkan sendi-sendi moral manusia itu sendiri. Hal ini tercermin pada tampilan prilaku/sikap manusia-manusia yang cenderung individualis, materialis dan mengabaikan nilai-nilai agama maupun sosial.
Fenomena di atas terjadi, karena kemajuan yang mereka usahakan tidak dibarengi dengan pernyataan nilai-nilai moralitas keagamaan. Sehingga kalaupun terjadi kedekatan hubungan, semua itu dibangun atas dasar kepentingan yang pragmatis dan sesaat. Hal ini akan berbeda, ketika agama ikut berperan di dalamnya. Kedekatan hubungan akan timbul secara ikhlas karena dilandaskan pada nilai universal aqidah yang keterkaitannya abadi tanpa bisa disempitkan oleh kepentingan dan strata sosial.
Melihat fakta di atas, maka konsepsi Islam mengingatkan umatnya agar senantiasa menjaga kebersamaan, persaudaraan (Ukhuwah) dan meningkatkan solidaritas yang tidak saja dianggap sebagai anjuran tetapi harus dijadikan spirit untuk keberlangsungan kehidupan di antara semua muslim dengan tidak memandang status semu di antara mereka. Lebih lanjut, Islam menganjurkan umatnya untuk beramal shaleh di bulan-bulan yang diistimewakan seperti bulan Ramadhan ini. Karena siapapun yang berbuat kebajikan di bulan ini Allah telah menjanjikan pahala yang berlipat ganda.
Berangkat dari pemikiran di atas, maka panitia bermaksud menyelenggarakan kegiatan yang bertajuk RAMADHAN FAIR 1432 H/ 2011 M dalam rangka mengisi kegiatan di bulan suci Ramdhan.

II. LANDASAN KEGIATAN
1. AD/ART Oraginasi Intra yang berada di lingkungan SD Sains Al Biruni
2. Hasil keputusan rapat gabungan pada tanggal 23 Juli 2011

III. NAMA KEGIATAN
Kegiatan ini bernama RAMADHAN FAIR 1432 H/ 2011 M

IV. TUJUAN KEGIATAN
1. Mempererat tali silaturrahmi antar siswa/siswi SD Sains Al Biruni
2. Menggali potensi dan kreativitas siswa/siswi SD Sains Al-Biruni
3. Mengisi kegiatan di bulan suci Ramadhan
4. Timbulnya rasa memiliki dan rasa tanggung jawab dari semua organ yang berada di lingkungan SD Sains Al Biruni

V. TEMA KEGIATAN
“Mari Kita Tingkatkan Kreatifitas di Bulan Ramadhan ”

VI. JENIS KEGIATAN

1. Perlombaan-perlombaan
1) Lomba Cerdas Cermat
2) MTQ
3) MHQ
4) Saritilawah
5) Pildacil
6) Lomba Adzan
7) Lomba Puisi Islam
8) Kaligrafi
9) Lomba Menggambar
10) Lomba Mewarnai
11) Busana Muslim
12) Menghias Parcel

2. Berbagi dengan Anak Yatim

VII. WAKTU DAN TEMPAT
Kegiatan ini akan dilaksanakan pada tanggal 22 Agustus S/d 25 Agustus 2011 yang bertempat SD Sains Al Biruni Jalan Raya Panyileukan No 11 Bandung.

VIII. PESERTA
Peserta kegiatan ini adalah Seluruh Siswa/siswi SD Sains Al Biruni Kec. Panyileukan Bandung dan mengundang anak yatim yang berada di lingkungan SD Sains Al Biruni Bandung.

IX. KEPANITIAAN
Susunan kepanitiaan terlampir.

X. ANGGARAN DANA
Anggaran dana terlampir.

XI. AGENDA ACARA
Agenda acara terlampir.

XII. PENUTUP
Doa adalah sesuatu yang harus disambut. Keberhasilan bukanlah sesuatu yang hanya dapat diharapkan, ia harus dikerjakan. Niat baik saja berpahala, namun jika dilanjutkan dengan bekerja dan bersungguh-sungguh ia akan menjadi bermanfaat.
Demikian pula dengan acara yang akan diselenggarakan ini. Sukses atau tidaknya bukan saja tergantung dari doa dan niat baik, lebih dari itu memerlukan sebuah kerja keras dan tanggung jawab dari semua pihak yang terlibat di dalamnya.
Kepedulian dan simpati itu memang baik dan diperlukan, tapi bukan hanya kata dan retorika. Banyak yang menunggu di luar kata. Kepedulian mesti direalisasikan dengan tindakan nyata baru akan berbuah.
Semua pihak yang mesti peduli haruslah menjadi bagian yang integral dengan acara ini. Tak boleh satu elemen pun berpisah dengan acara ini, semuanya harus sinergi hingga hasilnya akan dapat diraih bersama-sama.

Tak dapat dibantah jika kesuksesan acara ini akan sangat ditentukan oleh-Nya. Dengan demikian marilah kita berdoa semoga acara ini dapat terselenggara dengan sukses, kemudian dilanjutkan dengan kerja keras.
Semoga apa yang akan dilakukan ini akan mendapat nilai disisi-Nya, sebab sia-sialah semua pekerjaan yang tak bernilai di sisi-Nya.

Bandung, 23 Juli 2011
Panitia Pelaksana

Sunday, May 22, 2011

PENTAS SENI DAN PERPISAHAN SD SAINS AL BIRUNI 2011

Istilah “Kebudayaan dalam masyarakat umum cenderung diartikan secara sempit. Menyebut kebudayaan biasanya menunjuk jenis-jenis kesenian, seperti seni rupa, tari, musik, sastera, dan drama. Para ahli antropologi budaya menegaskan kesempitan pengertian tadi hanya meliputi bagian-bagian yang indah dari kehidupan manusia (Koetjaraningrat, 1990).
Akhir-akhir ini kesenian tradisi seperti yang banyak terdapat di Indonesia tidak luput dari pengaruh luar. Pengaruh tersebut datang melalui hubungan antarbudaya dan juga melalui berbagai media massa. Selain itu pada kenyataannya dua-tiga dasawarsa belakangan ini banyak kesenian tradisi telah punah. Sudah seharusnya kita sebagai warga negara Indonesia memiliki perhatian dalam pelestarian kesenian tradisional sebagaimana diamanatkan oleh lembaga tertinggi negara berikut ini:
“Pengembangan kesenian sebagai ungkapan budaya perlu diusahakan agar mampu menampung dan menumbuhkan daya cipta para seniman, meningkatkan apresiasi seni masyarakat, memperluas kesempatan masyarakan untuk menikmati seni budaya bangsa serta membangkitkan semangat dan gairah membangun. Dalam hubungan ini kesenian daerah perlu dipelihara dan dikembangkan untuk melestarikan dan memperkaya keragaman budaya bangsa Indonesia.”
Oleh karena itu kebudayaan nasional perlu dipelihara dan dibina untuk menumbuhkan kesadaran sejarah, semangat perjuangan dan cinta tanah air serta memelihara kelestarian budaya Indonesia. Melalui pentas seni dan perpisahan ini mari kita lestarikan kebudayaan nasional Indonesia.

I. Tujuan Kegiatan Pentas seni dan Perpisahan ini bertujuan:
a.Meningkatkan rasa nasionalisme siswa yang berlandaskan Islam
b.Menumbuhkan semangat perjuangan dan cinta tanah air yang Islami
c.Meningkatkan kreativitas seni siswa SD Sains Albiruni sesuai dengan ajaran Islam
d.Melestarikan kebudayaan Indonesia
e.Melepas siswa siswi kelas 6 SD Sains Albiruni

II.Nama Kegiatan
Nama kegiatan yang dilaksanakan adalah Pentas Seni dan Perpisahan 2011 dengan tema Kebudayaan Indonesia dan berJudul “Dengan pentas seni dan perpisahan kita lestarikan kebudayaan Indonesia”.

III. Waktu dan Tempat Kegiatan
Hari : Sabtu
Tanggal : 25 Juni 2011
Tempat : SD Sains Al Biruni
Jalan Panyileukan No.11 Soekarno-Hatta Bandung

IV. Bentuk dan Peserta Kegiatan
Bentuk kegiatan dalam acara ini adalah : Upacara Adat Pelepasan Siswa-siswi kelas 6 dan serta kreasi seni masing-masing kelas SD Sain Al Biruni

Tuesday, April 19, 2011

Akibat Kecanduan Game



Lelah bermain game, seorang ibu di Korea Selatan menjadi beringas hingga tega membunuh putranya yang baru berusia tiga tahun.

Kim, ibu dengan dua orang putra ini, bermain game online selama 10 jam setiap harinya. Berdasarkan laporan dari para tetangganya, Kim membiarkan dua orang anaknya menangis berjam-jam, sementara dia asyik berkutat dengan game.


Dilansir Sydney Morning Herald dan dikutip detikINET, Minggu (26/12/2010), kepolisian wilayah Cheonan, Korea Selatan yang menangani kasus ini menyebutkan Kim memukul anak sulungnya lalu mencekiknya hingga tak bernyawa karena kesal mendapati si anak mengompol serta tak berhenti menangis.

“Dia mengatakan dirinya hampir gila karena begitu lelah setelah bermain game,” ujar salah satu petugas kepolisian.

Juru bicara itu menambahkan, Kim tergila-gila memainkan permainan kartu dan merawat hewan virtual. Wanita berusia 27 tahun ini terdeteksi mengalami kecanduan bermain game dan tidak pernah punya riwayat gangguan jiwa sebelumnya.

Dengan demikian, kasus ini kian menambah panjang daftar kasus akibat kecanduan bermain game di Korea Selatan.

Bulan lalu, seorang remaja berusia 15 tahun melakukan bunuh diri setelah membunuh ibunya. Motif pembunuhan dilakukan karena remaja tersebut kesal pada sang ibu yang kerap memarahinya jika asyik nge-game.

Mei silam, sepasang suami istri dihukum dua tahun penjara karena melalaikan bayi perempuan mereka hingga kekurangan gizi, demi mengasuh bayi virtual mereka di internet.

Dan Februari, seorang pria 32 tahun meninggal dunia karena kelelahan bermain game. Pria tersebut bermain game selama lima hari tanpa beristirahat dan melupakan kebutuhan akan makan dan minum.

HATI HATI DENGAN GAME ON LINE !!!

SECARA SOSIAL:
Hubungan dengan teman, keluarga jadi renggang karena waktu bersama mereka menjadi jauh berkurang.
Pergaulan kita hanya di game on line saja, sehingga membuat para pecandu game online jadi terisolir dari teman-teman dan lingkungan pergaulan nyata.
Ketrampilan sosial berkurang, sehingga semakin merasa sulit berhubungan dengan orang lain.
Perilaku jadi kasar dan agresif karena terpengaruh oleh apa yang kita lihat dan mainkan di game online.

SECARA PSIKIS:
Pikiran kita jadi terus menerus memikirkan game yang sedang kita mainkan. Kita jadi sulit konsentrasi terhadap studi, pekerjaan, sering bolos atau menghindari pekerjaan.
Membuat kita jadi cuek, acuh tak acuh, kurang peduli terhadap hal-hal yang terjadi di sekeliling kita.
Melakukan apa pun demi bisa bermain game, seperti berbohong, mencuri uang, dll.
Terbiasa hanya berinteraksi satu arah dengan komputer membuat kita jadi tertutup, sulit mengekspresikan diri ketika berada di lingkungan nyata.

SECARA fISIK:
Terkena paparan cahaya radiasi komputer dapat merusak saraf mata dan otak
Kesehatan jantung menurun akibat bergadang 24 jam bermain game online. Ginjal dan lambung juga terpengaruh akibat banyak duduk, kurang minum, lupa makan karena keasyikan main.
Berat badan menurun karena lupa makan, atau bisa juga bertambah karena banyak ngemil dan kurang olahraga
Mudah lelah ketika melakukan aktivitas fisik, kesehatan tubuh menurun akibat kurang olahraga. Yang paling parah adalah dapat mengakibatkan kematian.

Cara menyembuhkan para pecandu game online:

Unsur yang paling penting adalah niat, kebulatan tekad dan kontrol diri untuk dapat terlepas dari kecanduan game online dan kembali menata kehidupan yang terganggu akibat kecanduan itu.
Setelah ada niat, kita pun perlu mengakui bahwa kita tidak berdaya melawan keingian untuk bermain dan mengakui bahwa hidup kita jadi tidak terarah dan tidak teratur akibat game online itu.
Berdoa, minta pertolongan dan kekuatan Tuhan untuk dapat lepas dari kecanduan ini.

Buatlah daftar alasan mengapa ingin menghentikan kecanduan game on-line. Kita dapat bertanya ke keluarga atau teman dekat untuk membantu kita melengkapi daftar itu. Tempelkan daftar ini di tempat yang mudah dilihat oleh kita untuk membantu menguatkan komitmen kita.
Buatlah rencana kapan kita mau berhenti sepenuhnya. Kontrol diri sangat penting dalam hal ini. Kurangi secara bertahap frekuensi bermain game online.

Tuliskan keuntungan yang dirasakan selama mengurangi dan membatasi bermain game online. Ketika kita kembali bermain tanpa mengenal batas waktu setelah kita berhasil berhenti bermain, bukan berarti rencana kita gagal. Hal itu wajar terjadi. Yang terpenting adalah kita belajar dari pengalaman kita agar hal itu tidak terjadi lagi.

Friday, April 1, 2011

RUANG LINGKUP PENYELENGGARAAN PAMERAN

A. Pengertian Pameran
Pameran merupakan kegiatan yang dilakukan oleh seniman untuk menyampaikan ide atau gagasannya ke pada publik melalui media karya seni. Kegiatan ini diharapkan terjadi komunikasi antaran seniman yang diwakili oleh karya seninya dengan apresiator. Hal ini sejalan dengan definisi yang diberikan Galeri Nasional bahwa: “Pengertian pameran adalah suatu kegiatan penyajian karya seni rupa untuk dikomunikasikan sehingga dapat diapresiasi oleh masyarakat luas.” (http://www.galeri-nasional.or.id)
Penyelenggaraan pameran bisa dilakukan di konteks sekolah maupun di luar sekolah (masyarakat). Penyelenggaraan pameran di sekolah menyajikan materi pameran berupa hasil studi para siswa dari kegiatan pembelajaran kurikuler maupun kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan ini biasanya dilakukan pada akhir semester atau akhir tahun ajaran. Sedangkan konteks pameran dalam arti luas, di masyarakat, materi pameran yang disajikan berupa karya-karya seniman untuk diapresiasi oleh masyarakat luas.
B. Tujuan dan Manfaat Pameran
Setiap pekerjaan yang kita lakukan tentunya memiliki tujuan dan manfaat yang diharapkan. Cahyono (2002: 9.4) menjelaskan tujuan penyelenggaraan pameran di antaranya: tujuan sosial, tujuan komersial, dan tujuan kemanusian.
Tujuan sosial berarti bahwa kegiatan pameran baik skala luas (di masyarakat) maupun skala terbatas (di sekolah). Karya seni yang dipamerkan dipergunakan untuk kepentingan sosial. Hasil penjualan karya seni yang dipamerkan disumbangkan kepada yayasan yatim piatu, pendidikan anak cacat, dan membantu orang yang membutuhkan uluran tangan kita. Tujuan komersial pameran berkaitan dengan kegiatan untuk menghasilkan profit atau keuntungan
terutama bagi seniman dan penyelenggara penyelenggara pameran. Melalui kegiatan ini seniman dapat menjual karyanya kepada apresiator dan kolektor karya seni. Sedangkan tujuan kemanusiaan kegiatan pameran adalah untuk kepentingan pelestarian, pembinaan nilai-nilai, dan pengembangan hasil karya seni budaya yang dimiliki oleh masyarakat. Sejalan dengan definisi dan tujuan di atas, maka penyelenggaraan pameran di sekolah memiliki nilai manfaat bagi sekolah, guru dan siswa. Secara khusus, manfaat pameran bagi siswa ditegaskan Rasjoyo (Cahyono, 1994) bahwa: Penyelenggaraan pameran di sekolah memiliki manfaat, di antaranya: (1) menumbuhkan dan menambah kemampuan siswa dalam memberi apresiasi terhadap karya orang lain; (2) menambah wawasan dan kemampuan dalam memberikan evaluasi karya secara lebih objektif; (3) melatih kerja kelompok (bekerjasama dengan orang lain); (4) mempertebal pengalaman sosial; (5) melatih siswa untuk bertanggungjawab dan bersikap mandiri; (6) melatih siswa untuk membuat suatu perencanaan kerja melaksanakan apa yang telah direncanakan, (membangkitkan motivasi dalam berkarya seni; dan (8) sebagai sarana untuk penyegaran bagi siswa dari kejenuhan belajar di kelas, dan sebagainya Berdasarkan uraian mengenai manfaat di atas, maka selayaknya kegiatan pameran dilakukan oleh guru dalam memberikan pembinaan kepada anak sejak awal untuk proses pembiasaan berpikir kritis, melakukan apresiasi dalam bentuk aktivitas dan sikap terhadap karya seni, dan yang paling penting dari kegiatan tersebut adalah terjadinya tukar pengalaman estetis antar siswa. Pernyataan tersebut sejalan dengan pandangan Jefferson (1969: 123) bahwa: The final major responsibility of teacher in art is to display the children’s completed art. Since art is appreciated throught visual activity and emotional sensitivity, exhibiting it is a necessary part of thr cycle of aktivity involved in any art project. Children enjoy the creating of an project, and they also enjoy their completed work. They want to share with others a part of what is so vital to them…

C. Fungsi Pameran
Kegiatan pameran memiliki fungsi utama sebagai alat komunikasi antara pencipta seni
(seniman) dengan pengamat seni (apresiator). Hal ini sejalan dengan pandangan Wartono (1984: 69) bahwa fungsi utama dari pameran seni rupa pada hakekatnya adalah untuk membangkitkan apresiasi seni pada masyarakat, di samping sebagai media komunikasi antara seniman dengan penonton. Kegiatan pameran merupakan wahana untuk menumbuhkembangkan apresiasi masyarakat tehadap seni. Bentuk apresiasi terdiri dari apresiasi kreatif dan apresasi afektif. Pada tataran apresiasi kreatif membawa pengamat untuk menggunakan rasio dalam menanggapi persoalan yang dihadapinya sedangkan apresiasi afektif lebih melibatkan perasaan sehingga pengamat merasa dan mengalami empati dan memperoleh rasa puas dari pada orang yang hanya melakukan apresiasi kreatif. Selanjutnya, hubungan timbal balik antara seniman dan apresiator disajikan pada gambar berikut.
Gambar 6.1 Dinamika teori lingkaran apresiasi seni
Sumber: Chang(1980), http://www.lastplace.com/Journal/artcircle.html

Selanjutnya, Cahyono (2002: 9.6) membedakan fungsi pameran menjadi empat kategori, yaitu fungsi apresiasi, fungsi edukasi, fungsi rekreasi, dan fungsi prestasi. Fungsi apresiasi diartikan sebagai kegiatan untuk menilai dan menghargai karya seni. Melalui kegiatan pameran ini diharapkan dapat menimbulkan sikap menghargai terhadap karya seni. Suatu penghargaan akan timbul setelah pengamat (apresiator) melihat, menghayati, memahami karya seni yang disaksikannya. Melalui kegiatan ini pula akan muncul apresiasi aktif dan apresiasi pasif. Apresiasi aktif, biasanya seniman, seteleh menonton pameran biasanya termotivasi/terdorong untuk mencipa karya seni sedangkan apresiasi pasif biasanya terjadi pada orang awam, setelah menyaksikan pameran biasanya bisa menghayati, memahami dan menilai serta menghargai karya seni.
Fungsi edukasi, kegiatan pameran karya seni akan memberikan nilai-nilai ajaran terhadap masyarakat terutama apresiator, misalnya nilai keindahan, nilai sejarah, nilai budaya, dan sebagainya. Begitu pula halnya dengan pameran sekolah, maka tentunya karya yang dipamerkan harus memiliki nilai-nilai yang positif terhadap siswa dan warga sekolah. Fungsi rekreasi, kegiatan pameran memberikan rasa senang sehingga dapat memberikan nilai psikis dan spiritual terutama hiburan. Dengan menyaksikan pameran, apresiator menjadi senang, tenang dan memberikan pencerahan. Lebih jauh lagi kegiatan menonton pameran terkait dengan salah satu fungsi seni sebagai katarsis (pengobat jiwa).
Fungsi prestasi dimaksudkan bahwa melalui kegiatan pameran dapat diketahui para seniman yang berbakat, Hal ini bisa kita saksikan dari bentuk-bentuk kreasi yang ditampilkan. Apresiator bisa memberi penilaian apakah seniman yang menciptakan karya ini kreatif atau kurang kreatif. Dalam konteks penyelenggaraan pameran seni rupa di sekolah, Nurhadiat (1996: 125) secara khusus menyebutkan fungsi pameran seni rupa sekolah, di antaranya:
1. Meningkatkan apresiasi seni
2. Membangkitkan motivasi berkerya seni
3. Penyegaran dari kejenuhan belajar di kelas
4. Berkarya visual lewat karya seni
5. Belajar berorganisasi

D. Jenis Pameran Seni Rupa
Galeri Nasional (http://www.galeri-nasional.or.id) membagi jenis pameran menjadi: Pameran Tetap (Permanent Exhibition), Pameran Temporer (Temporary Exhibition), dan Pameran Keliling (Traveling Exhibition)
1. Pameran Tetap. Pameran ini biasanya dilakukan oleh lembaga profesional atau pemerintah seperti penyajian karya-karya koleksi oleh galeri, museum, dan sebagainya. Waktu penyelenggarannya dilakukan secara periodik misalnya satu tahun sekali.
2. Pameran Temporer. Penyelenggaraan kegiatan pameran ini dirancang menurut kebutuhan penyelenggara dan pihak-pihak terkait lainnya. Pola Pameran Temporer meliputi:
a. Pameran Tunggal/Pameran Bersama
Materi yang dipamerkan pada pameran bersama merupakan karya-karya lebih dari satu seniman. Biaya pameran ditanggung oleh seniman yang bersangkutan. Penyelenggaraan pameran dapat dilangsungkan antara 1 minggu sampai 3 minggu
Dalam konteks sekolah, pameran seni rupa bisa dilakukan secara bersama-sama baik dalam ruang lingkup kelas maupun sekolah (semua kelas) di sekolah tersebut.
b. Pameran Kerja Sama
Pola pameran ini dilaksanakan berdasarkan kerjasama antara dua pihak atau lebih. Kegiatan kerja sama ini bisa antar lembaga pemerintah, antarlembaga pemerintah dengan swasta, atau pihak pemerintah dengan negara lain. Pihak yang dapat melaukan kerjasama dapat berupa lembaga/organisasi kebudayaan/kesenian, museum, galeri, dan Pusat-Pusat Kebudayaan negara sahabat. Biaya penyelenggaraan ditanggung bersama. Pameran kerja sama ini biasanya dilaksanakan antara 2 minggu sampai 1 bulan.
c.Pameran Khusus
Pameran khusus adalah pameran yang biaya penyelenggaraannya sepenuhnya ditanggung lembaga tertentu misalnya oleh Galeri Nasional Indonesia, museum dan lembaga lain. Materi yang dipamerkan dapat merupakan koleksi lembaga tersebut atau milik seniman atau kolektor lainnya. Penyelenggaraan pameran khusus mencapai 2 atau 3 kali dalam setahun. 3. Pameran Keliling Kegiatan pameran ini dilakukan dengan cara menyajikan karya-karya koleksi lembaga profesional atau pemerintah seperti Galeri Nasional Indonesia, musium, maupun karya seniman di luar instansi tersebut ke berbagai daerah di Indonesia dan atau di luar negeri. Kegiatan ini merupakan kerjasama antar berbagai pihak. Waktu penyelenggaraan pameran minimal berlangsung selama 10 hari.

E. PERSYARATAN PAMERAN

Dalam penyelenggaraan pameran ada persyaratan yang harus dipenuhi, di antaranya:
1) karya seni yang akan dipamerkan;
2) pihak panitia penyelenggara pameran;
3) pengunjung pameran; dan
4) tempat pameran.

Karya seni yang akan dipamerkan menurut wujudnya dapat berupa karya seni rupa dua dimensi maupun karya seni rupa tiga dimensi. Menurut jenisnya, karya yang dapat dipamerkan dapat berupa karya seni murni (patung, lukisan, seni grafis) dan karya seni terapan (seni kerajinan, desain, dll.)
Selain karya seni yang akan dipamerkan, pelaksanaan pameran akan berjalan dengan lancar bila ada panitia penyelenggara pameran. Melalui panitia ini karya seni dipilih dan disajikan kapada para pengunjung pameran. Tentunya, untuk menjadi panitia pameran yang profesional perlu mengetahui dan memiliki pengalaman dalam proses dan pelaksanaan pameran dari tahap persiapan,penyelenggaraan, dan sampai tahap akhir pameran. Para pengunjung yang diundang untuk mengunjungi pameran biasanya orang-orang yang dipandang ada kaitannya dengan para seniman, para peminat dan pemerhati seni, tokoh masyarakat, maupun masyarakat umum sebagai ajang apresiasi seni. Aspek berikutnya adalah tempat pameran.
Panitia perlu menyediakan tempat pameran yang dipandang representatif untuk penyelenggaraan pameran. Tempat pameran yang dipilih perlu berada pada lokasi yang strategis, yang mudah dijangkau oleh lapisan masyarakat. Selain strategis, aspek keamanan pun perlu diperhatikan. Karya seni yang akan dipamerkan harus terlindungi dari tangan-tangan usil dan kondisi cuaca misalnya kehujanan, kepanasan dan sebagainya,Dalam kontek sekolah tentunya guru dapat menyelenggarakan pameran di lingkungan sekolah dengan memanfaatkan dan menata ruangan kelas, koridor antar kelas, atau ruangan lain yang bisa menampung karya siswa. Pemanfaatan dan penataan ruang kelas dapat dilakukan dengan pemanfaatan dinding ruangan sebagai tempat memajang karya dua dimensi dan meja dapat dimanfaatkan untuk memajang karya tiga dimensi.

PAMERAN SENI RUPA ANAK ANAK SD SAINS AL BIRUNI

Kegiatan pameran seni rupa di sekolah SD SAINS AL BIRUNI merupakan kulminasi dan tindak lanjut proses pembelajaran seni rupa baik pada kegiatan kurikuler maupun ekstra kurikuler. Kegiatan ini biasanya dilakukan menjelang akhir semester atau akhir tahun ajaran. Kegiatan pameran di sekolah memiliki peran dan fungsi yang strategis dalam memupuk, membina, dan mengembangkan kemampuan siswa dalam melakukan kritik dan apresiasi terhadap karya seni yang dipamerkan.
Melalui kegiatan ini mereka dilatih untuk memberikan tanggapan dan penilaian baik secara lisan, tertulis, maupun melalui perbuatan/sikap. Kehadiran pameran dalam konteks pembelajaran di sekolah memiliki fungsi tersendiri, di antaranya fungsi pendidikan (edukasi) dan fungsi hiburan (rekreasi).
Melalui kegiatan pameran, anak-anak diberi kesempatan untuk melakukan penilaian terhadap karya seni serta dapat mengukur tingkat kemajuan sekolah mengenai pelaksanaan dan isi pameran.

INILAH FOTO-FOTO PROSES BERPAMERAN TAHUN AJARAN 2009-2010
Proses Pembuatan Karya

Para Peserta Pameran

setting tempat.

Pembukaan dimeriahkan dengan berbagai pertunjukkan seni