Friday, April 1, 2011

RUANG LINGKUP PENYELENGGARAAN PAMERAN

A. Pengertian Pameran
Pameran merupakan kegiatan yang dilakukan oleh seniman untuk menyampaikan ide atau gagasannya ke pada publik melalui media karya seni. Kegiatan ini diharapkan terjadi komunikasi antaran seniman yang diwakili oleh karya seninya dengan apresiator. Hal ini sejalan dengan definisi yang diberikan Galeri Nasional bahwa: “Pengertian pameran adalah suatu kegiatan penyajian karya seni rupa untuk dikomunikasikan sehingga dapat diapresiasi oleh masyarakat luas.” (http://www.galeri-nasional.or.id)
Penyelenggaraan pameran bisa dilakukan di konteks sekolah maupun di luar sekolah (masyarakat). Penyelenggaraan pameran di sekolah menyajikan materi pameran berupa hasil studi para siswa dari kegiatan pembelajaran kurikuler maupun kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan ini biasanya dilakukan pada akhir semester atau akhir tahun ajaran. Sedangkan konteks pameran dalam arti luas, di masyarakat, materi pameran yang disajikan berupa karya-karya seniman untuk diapresiasi oleh masyarakat luas.
B. Tujuan dan Manfaat Pameran
Setiap pekerjaan yang kita lakukan tentunya memiliki tujuan dan manfaat yang diharapkan. Cahyono (2002: 9.4) menjelaskan tujuan penyelenggaraan pameran di antaranya: tujuan sosial, tujuan komersial, dan tujuan kemanusian.
Tujuan sosial berarti bahwa kegiatan pameran baik skala luas (di masyarakat) maupun skala terbatas (di sekolah). Karya seni yang dipamerkan dipergunakan untuk kepentingan sosial. Hasil penjualan karya seni yang dipamerkan disumbangkan kepada yayasan yatim piatu, pendidikan anak cacat, dan membantu orang yang membutuhkan uluran tangan kita. Tujuan komersial pameran berkaitan dengan kegiatan untuk menghasilkan profit atau keuntungan
terutama bagi seniman dan penyelenggara penyelenggara pameran. Melalui kegiatan ini seniman dapat menjual karyanya kepada apresiator dan kolektor karya seni. Sedangkan tujuan kemanusiaan kegiatan pameran adalah untuk kepentingan pelestarian, pembinaan nilai-nilai, dan pengembangan hasil karya seni budaya yang dimiliki oleh masyarakat. Sejalan dengan definisi dan tujuan di atas, maka penyelenggaraan pameran di sekolah memiliki nilai manfaat bagi sekolah, guru dan siswa. Secara khusus, manfaat pameran bagi siswa ditegaskan Rasjoyo (Cahyono, 1994) bahwa: Penyelenggaraan pameran di sekolah memiliki manfaat, di antaranya: (1) menumbuhkan dan menambah kemampuan siswa dalam memberi apresiasi terhadap karya orang lain; (2) menambah wawasan dan kemampuan dalam memberikan evaluasi karya secara lebih objektif; (3) melatih kerja kelompok (bekerjasama dengan orang lain); (4) mempertebal pengalaman sosial; (5) melatih siswa untuk bertanggungjawab dan bersikap mandiri; (6) melatih siswa untuk membuat suatu perencanaan kerja melaksanakan apa yang telah direncanakan, (membangkitkan motivasi dalam berkarya seni; dan (8) sebagai sarana untuk penyegaran bagi siswa dari kejenuhan belajar di kelas, dan sebagainya Berdasarkan uraian mengenai manfaat di atas, maka selayaknya kegiatan pameran dilakukan oleh guru dalam memberikan pembinaan kepada anak sejak awal untuk proses pembiasaan berpikir kritis, melakukan apresiasi dalam bentuk aktivitas dan sikap terhadap karya seni, dan yang paling penting dari kegiatan tersebut adalah terjadinya tukar pengalaman estetis antar siswa. Pernyataan tersebut sejalan dengan pandangan Jefferson (1969: 123) bahwa: The final major responsibility of teacher in art is to display the children’s completed art. Since art is appreciated throught visual activity and emotional sensitivity, exhibiting it is a necessary part of thr cycle of aktivity involved in any art project. Children enjoy the creating of an project, and they also enjoy their completed work. They want to share with others a part of what is so vital to them…

C. Fungsi Pameran
Kegiatan pameran memiliki fungsi utama sebagai alat komunikasi antara pencipta seni
(seniman) dengan pengamat seni (apresiator). Hal ini sejalan dengan pandangan Wartono (1984: 69) bahwa fungsi utama dari pameran seni rupa pada hakekatnya adalah untuk membangkitkan apresiasi seni pada masyarakat, di samping sebagai media komunikasi antara seniman dengan penonton. Kegiatan pameran merupakan wahana untuk menumbuhkembangkan apresiasi masyarakat tehadap seni. Bentuk apresiasi terdiri dari apresiasi kreatif dan apresasi afektif. Pada tataran apresiasi kreatif membawa pengamat untuk menggunakan rasio dalam menanggapi persoalan yang dihadapinya sedangkan apresiasi afektif lebih melibatkan perasaan sehingga pengamat merasa dan mengalami empati dan memperoleh rasa puas dari pada orang yang hanya melakukan apresiasi kreatif. Selanjutnya, hubungan timbal balik antara seniman dan apresiator disajikan pada gambar berikut.
Gambar 6.1 Dinamika teori lingkaran apresiasi seni
Sumber: Chang(1980), http://www.lastplace.com/Journal/artcircle.html

Selanjutnya, Cahyono (2002: 9.6) membedakan fungsi pameran menjadi empat kategori, yaitu fungsi apresiasi, fungsi edukasi, fungsi rekreasi, dan fungsi prestasi. Fungsi apresiasi diartikan sebagai kegiatan untuk menilai dan menghargai karya seni. Melalui kegiatan pameran ini diharapkan dapat menimbulkan sikap menghargai terhadap karya seni. Suatu penghargaan akan timbul setelah pengamat (apresiator) melihat, menghayati, memahami karya seni yang disaksikannya. Melalui kegiatan ini pula akan muncul apresiasi aktif dan apresiasi pasif. Apresiasi aktif, biasanya seniman, seteleh menonton pameran biasanya termotivasi/terdorong untuk mencipa karya seni sedangkan apresiasi pasif biasanya terjadi pada orang awam, setelah menyaksikan pameran biasanya bisa menghayati, memahami dan menilai serta menghargai karya seni.
Fungsi edukasi, kegiatan pameran karya seni akan memberikan nilai-nilai ajaran terhadap masyarakat terutama apresiator, misalnya nilai keindahan, nilai sejarah, nilai budaya, dan sebagainya. Begitu pula halnya dengan pameran sekolah, maka tentunya karya yang dipamerkan harus memiliki nilai-nilai yang positif terhadap siswa dan warga sekolah. Fungsi rekreasi, kegiatan pameran memberikan rasa senang sehingga dapat memberikan nilai psikis dan spiritual terutama hiburan. Dengan menyaksikan pameran, apresiator menjadi senang, tenang dan memberikan pencerahan. Lebih jauh lagi kegiatan menonton pameran terkait dengan salah satu fungsi seni sebagai katarsis (pengobat jiwa).
Fungsi prestasi dimaksudkan bahwa melalui kegiatan pameran dapat diketahui para seniman yang berbakat, Hal ini bisa kita saksikan dari bentuk-bentuk kreasi yang ditampilkan. Apresiator bisa memberi penilaian apakah seniman yang menciptakan karya ini kreatif atau kurang kreatif. Dalam konteks penyelenggaraan pameran seni rupa di sekolah, Nurhadiat (1996: 125) secara khusus menyebutkan fungsi pameran seni rupa sekolah, di antaranya:
1. Meningkatkan apresiasi seni
2. Membangkitkan motivasi berkerya seni
3. Penyegaran dari kejenuhan belajar di kelas
4. Berkarya visual lewat karya seni
5. Belajar berorganisasi

D. Jenis Pameran Seni Rupa
Galeri Nasional (http://www.galeri-nasional.or.id) membagi jenis pameran menjadi: Pameran Tetap (Permanent Exhibition), Pameran Temporer (Temporary Exhibition), dan Pameran Keliling (Traveling Exhibition)
1. Pameran Tetap. Pameran ini biasanya dilakukan oleh lembaga profesional atau pemerintah seperti penyajian karya-karya koleksi oleh galeri, museum, dan sebagainya. Waktu penyelenggarannya dilakukan secara periodik misalnya satu tahun sekali.
2. Pameran Temporer. Penyelenggaraan kegiatan pameran ini dirancang menurut kebutuhan penyelenggara dan pihak-pihak terkait lainnya. Pola Pameran Temporer meliputi:
a. Pameran Tunggal/Pameran Bersama
Materi yang dipamerkan pada pameran bersama merupakan karya-karya lebih dari satu seniman. Biaya pameran ditanggung oleh seniman yang bersangkutan. Penyelenggaraan pameran dapat dilangsungkan antara 1 minggu sampai 3 minggu
Dalam konteks sekolah, pameran seni rupa bisa dilakukan secara bersama-sama baik dalam ruang lingkup kelas maupun sekolah (semua kelas) di sekolah tersebut.
b. Pameran Kerja Sama
Pola pameran ini dilaksanakan berdasarkan kerjasama antara dua pihak atau lebih. Kegiatan kerja sama ini bisa antar lembaga pemerintah, antarlembaga pemerintah dengan swasta, atau pihak pemerintah dengan negara lain. Pihak yang dapat melaukan kerjasama dapat berupa lembaga/organisasi kebudayaan/kesenian, museum, galeri, dan Pusat-Pusat Kebudayaan negara sahabat. Biaya penyelenggaraan ditanggung bersama. Pameran kerja sama ini biasanya dilaksanakan antara 2 minggu sampai 1 bulan.
c.Pameran Khusus
Pameran khusus adalah pameran yang biaya penyelenggaraannya sepenuhnya ditanggung lembaga tertentu misalnya oleh Galeri Nasional Indonesia, museum dan lembaga lain. Materi yang dipamerkan dapat merupakan koleksi lembaga tersebut atau milik seniman atau kolektor lainnya. Penyelenggaraan pameran khusus mencapai 2 atau 3 kali dalam setahun. 3. Pameran Keliling Kegiatan pameran ini dilakukan dengan cara menyajikan karya-karya koleksi lembaga profesional atau pemerintah seperti Galeri Nasional Indonesia, musium, maupun karya seniman di luar instansi tersebut ke berbagai daerah di Indonesia dan atau di luar negeri. Kegiatan ini merupakan kerjasama antar berbagai pihak. Waktu penyelenggaraan pameran minimal berlangsung selama 10 hari.

E. PERSYARATAN PAMERAN

Dalam penyelenggaraan pameran ada persyaratan yang harus dipenuhi, di antaranya:
1) karya seni yang akan dipamerkan;
2) pihak panitia penyelenggara pameran;
3) pengunjung pameran; dan
4) tempat pameran.

Karya seni yang akan dipamerkan menurut wujudnya dapat berupa karya seni rupa dua dimensi maupun karya seni rupa tiga dimensi. Menurut jenisnya, karya yang dapat dipamerkan dapat berupa karya seni murni (patung, lukisan, seni grafis) dan karya seni terapan (seni kerajinan, desain, dll.)
Selain karya seni yang akan dipamerkan, pelaksanaan pameran akan berjalan dengan lancar bila ada panitia penyelenggara pameran. Melalui panitia ini karya seni dipilih dan disajikan kapada para pengunjung pameran. Tentunya, untuk menjadi panitia pameran yang profesional perlu mengetahui dan memiliki pengalaman dalam proses dan pelaksanaan pameran dari tahap persiapan,penyelenggaraan, dan sampai tahap akhir pameran. Para pengunjung yang diundang untuk mengunjungi pameran biasanya orang-orang yang dipandang ada kaitannya dengan para seniman, para peminat dan pemerhati seni, tokoh masyarakat, maupun masyarakat umum sebagai ajang apresiasi seni. Aspek berikutnya adalah tempat pameran.
Panitia perlu menyediakan tempat pameran yang dipandang representatif untuk penyelenggaraan pameran. Tempat pameran yang dipilih perlu berada pada lokasi yang strategis, yang mudah dijangkau oleh lapisan masyarakat. Selain strategis, aspek keamanan pun perlu diperhatikan. Karya seni yang akan dipamerkan harus terlindungi dari tangan-tangan usil dan kondisi cuaca misalnya kehujanan, kepanasan dan sebagainya,Dalam kontek sekolah tentunya guru dapat menyelenggarakan pameran di lingkungan sekolah dengan memanfaatkan dan menata ruangan kelas, koridor antar kelas, atau ruangan lain yang bisa menampung karya siswa. Pemanfaatan dan penataan ruang kelas dapat dilakukan dengan pemanfaatan dinding ruangan sebagai tempat memajang karya dua dimensi dan meja dapat dimanfaatkan untuk memajang karya tiga dimensi.

PAMERAN SENI RUPA ANAK ANAK SD SAINS AL BIRUNI

Kegiatan pameran seni rupa di sekolah SD SAINS AL BIRUNI merupakan kulminasi dan tindak lanjut proses pembelajaran seni rupa baik pada kegiatan kurikuler maupun ekstra kurikuler. Kegiatan ini biasanya dilakukan menjelang akhir semester atau akhir tahun ajaran. Kegiatan pameran di sekolah memiliki peran dan fungsi yang strategis dalam memupuk, membina, dan mengembangkan kemampuan siswa dalam melakukan kritik dan apresiasi terhadap karya seni yang dipamerkan.
Melalui kegiatan ini mereka dilatih untuk memberikan tanggapan dan penilaian baik secara lisan, tertulis, maupun melalui perbuatan/sikap. Kehadiran pameran dalam konteks pembelajaran di sekolah memiliki fungsi tersendiri, di antaranya fungsi pendidikan (edukasi) dan fungsi hiburan (rekreasi).
Melalui kegiatan pameran, anak-anak diberi kesempatan untuk melakukan penilaian terhadap karya seni serta dapat mengukur tingkat kemajuan sekolah mengenai pelaksanaan dan isi pameran.

INILAH FOTO-FOTO PROSES BERPAMERAN TAHUN AJARAN 2009-2010
Proses Pembuatan Karya

Para Peserta Pameran

setting tempat.

Pembukaan dimeriahkan dengan berbagai pertunjukkan seni